Baru sadar apa yang kau ucap
Seperti anai-anai bergantung pada serabut
Tak seperti biasanya kau katakana itu
Kau ungkap satu kaya yang di sebut rindu
Tak ingin layaknya babak kemarin
Yang berbendel setumpuk keyakinan
Tapi ternyata tersapu air bah
Berguruh menyakiti hati, menusuk
Dan, seperti yang lalu
Aku juga menyadari maksud di balik awan
Acap kali kau hilang dan mengabur
Sia-sai sudah apa yang sudah dilakukan
Bukan efek indah yang kau beri
Namun lanset yang menyeruak
Kemudian menggores kejadian yang sama
Berulang dan berlapis-lapis
Berlantang kepalsuan aku bosan
Lantai bumi semakin tak terpijak
Lapuk sudah tersebar di tanah lapang
Kawasan tak kentara tertembus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar